Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat. Angka Kematian Ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 35 per 1000 kelahiran hidup. (SDKI, 2012). Angka kematian ibu dan bayi disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan persalinan sebagai akibat dari tidak ada perencanaan kehamilan yang baik. Kesehatan reproduksi menjadi titik awal perkembangan kesehatan ibu dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini, bahkan sebelum seorang perempuan hamil dan menjadi ibu. Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya. Perawatan kesehatan prakonsepsi berguna untuk mengurangi resiko dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat. (WHO, 2013).
Perawatan kesehatan prakonsepsi merupakan perawatan yang mengacu pada intervensi biomedis, perilaku, dan preventif sosial yang dapat meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang sehat. Untuk dapat menciptakan kesehatan prakonsepsi dapat dilakukan melalui skrining prakonsepsi. Skrining prakonsepsi sangat berguna dan memiliki efek positif terhadap kesehatan ibu dan anak. Penerapan kegiatan promotif, intervensi kesehatan preventif dan kuratif sangat efektif dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga membawa manfaat kesehatan untuk remaja, baik perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya baik sehat secara fisik, psikologis dan sosial, terlepas dari rencana mereka untuk menjadi orang tua (WHO, 2013).
Dampak hipertensi terutama pada wanita usia subur adalah berhubungan dengan masalah kehamilan. Wanita usia subur yang mengalami mengalami hipertensi kronik sebelum kehamilannya beresiko menyebabkan pre-eklamsi-eklamsi (PE-E) dan pendarahan. Angka pre eklamsi di Indonesia 3,4%-8,5%. Pre-eklamsi dapat berujung pada kematian ibu. Berdasarkan penelitian Apriliani (2009) menyatakan bahwa ibu yang mempunyai riwayat hipertensi sebelum kehamilannya beresiko 4,125 kali mengalami preeklamsia.Berdasarkan hasil analisa pada jurnal terpilih, manajemen perencanaan kehamilan pada perempuan dengan hipertensi meliputi:
Pengobatan yang direkomendasikan untuk mengontrol tekanan darah pada perempuan dengan hipertensi di masa prakonsepsi adalah methyldopa atau labetalol avoid ACE Inhibitors.
Konseling dari tenaga kesehatan merupakan salah satu penentu keberhasilan asuhan pada perempuan yang merencanakan kehamilan dengan hipertensi. Adapun konseling yang diberikan meliputi konseling dampak hipertensi pada kehamilan, pengelolaan hipertensi dan motivasi untuk upaya pengelolaan tekanan darah. ( Wahabi, et al.2012)
Sebelum hamil, perempuan dengan hipertensi yang merencanakan kehamilan perlu di evaluasi kecenderungan kenaikan tekanan darah yang terjadi, pola konsumsi obat-obatan dan gaya hidupnya. Hipertensi yang belum dapat dikendalikan dapat menjadi hipertensi kronis dalam kehamilan yang mempengaruhi perkembangan janin (Y.Lu, et al.2018)
Ketika berurusan dengan penanganan hipertensi, berat badan adalah hal yang krusial. Calon ibu dengan hipertensi yang menderita obesitas di masa prakonsepsi harus mengurangi berat badan mereka untuk mencegah komplikasi yang mungkin muncul. Sementara calon ibu dengan hipertensi yang memiliki berat badan ideal, sebisa mungkin hindari penambahan berat badan.
SUMBER :
Bomba-Opoń, D., Hirnle, L., Kalinka, J., & Seremak-Mrozikiewicz, A. (2017). Folate supplementation during the preconception period, pregnancy and puerperium. Polish Society of Gynecologists and Obstetricians Guidelines. Ginekologia Polska, 88(11), 633–636. https://doi.org/10.5603/GP.a2017.0113
Dainty, J. R., Berry, R., Lynch, S. R., Harvey, L. J., & Fairweather-Tait, S. J. (2014). Estimation of dietary iron bioavailability from food iron intake and iron status.PLoS ONE, 9(10), 1–7. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0111824
Dean, S. V., Lassi, Z. S., Imam, A. M., & Bhutta, Z. A. (2014). Preconception care: Nutritional risks and interventions. Reproductive Health, 11(Suppl 3), 1–15. https://doi.org/10.1186/1742-4755-11-S3-S3Douek, Isy dan Chloe Broughton.2019. An overview of the management of diabetes from preconception, during pregnancy and in the postnatal period
Kepmenkes. (2020). KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/320/2020 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN.
Lassi, Z. S., Dean, S. V., Mallick, D., & Bhutta, Z. A. (2014). Preconception care: Delivery strategies and packages for care. Reproductive Health, 11(3), 1–17. https://doi.org/10.1186/1742-4755-11-S3-S7
Lassi, Z. S., Imam, A. M., Dean, S. V., & Bhutta, Z. A. (2014). Preconception care: Screening and management of chronic disease and promoting psychological health. Reproductive Health, 11(Suppl 3), 1–20. https://doi.org/10.1186/1742-4755-11-S3-S5
Manakandan, S. K., & Sutan, R. (2017). Expanding the Role of Pre-Marital HIV Screening: Way Forward for Zero New Infection. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 07(01), 71–79. https://doi.org/10.4236/ojog.2017.71008
Michael P. Carson MD, Kenneth K. Chen MBBS. 2014 .Hypertension in a woman planning pregnancy.Canadian Medical Association or its licensors
P Rachael James, Catherine Nelson-Piercy.2014. Management Of Hypertension Before, During, And After Pregnancy Prendergast, A. J., & Humphrey, J. H. (2014). The stunting syndrome in developing countries. Paediatrics and International Child Health, 34(4), 250–265. https://doi.org/10.1179/2046905514Y.0000000158Yulivantina, E.V., Mufdlilahm Gunarmi (2021). Interprofessional Collaboration in Premarital Tegalrejo Community Health Public , Yogyakarta Services At Interprofessional Collaboration Dalam Pelayanan Pranikah Di. 8(1), 42–54.Wahabi, H. A., Alzeidan, R. A., Bawazeer, G. A., Alansari, L. A., & Esmaeil, S. A. (2010). Preconception care for diabetic women for improving maternal and fetal outcomes: A systematic review and meta-analysis.BMC Pregnancy and Childbirth,10(1), 63. https://doi.org/10.1186/1471-2393-10-63
Wahabi et al. (2012). Pre-pregnancy care for women with pre-gestational diabetes mellitus: a systematic review and meta-analysis. BMC Public Health 2012, 12:792 http://www.biomedcentral.com/1471-2458/12/792WHO. (2013). Preconception care: Maximizing the gains for maternal and child health. https://doi.org/10.1016/S1002-0721(09)60023-5
Y.Lou et al (2018).The management of hypertension in women planning for pregnancy. British Medical Bulletin, 2018, 128:75–84
Yulivantina, E. V., Gunarmi, & Maimunah, S. (2022). Urgensi Preconception Care Sebagai Persiapan Kesehatan Sebelum Hamil : Sistematik Review. Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional (SIKesNas), 31–39.
Yulivantina, E. V., & Maimunah, S. (2014). StudiKualitatif : Persepsi Calon Pengantin Perempuan terhadap Skrining Prakonsepsi di Kota Yogyakarta A Qualitative Study : Bride-To-Be Perception to Preconception Screening in Yogyakarta City. 2(2), 75–80.
Yulivantina, E. V., Mufdlilah, & Kurniawati, H. F. (2021). Pelaksanaan Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan.Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 47. https://doi.org/10.22146/jkr.55481
Yulivantina, E. V., Pabidang, S., & Gunarmi. (2022). Strategi Lintas Sektoral Untuk Penguatan Kesehatan Pada Calon Pengantin.WOMB Midwifery Journal (WOMB Mid.J), 1(1), 13–21
© 2023, Iyawaeid. Rumpi Sehat Kepuharjo.